Tampilan Tiga Dimensi Jadikan Program Enak Dilihat
"[foto dok. SURYA]"
Jimmy Kurniawan, Tugas Akhir Buat Aplikasi Matematika SD
Mahasiswa Universitas Surabaya (Ubaya) Jimmy Kurniawan membuat aplikasi matematika. Dengan konsep tiga dimensi, anak-anak pun tak sulit memakai.
RIO FEBRIAN
---
BELAJAR matematika tak melulu dilakukan lewat buku dan tidak harus dengan bimbingan guru. Banyak cara yang bisa dilakukan. Salah satunya dilakukan Jimmy Kurniawan. Pemuda 22 tahun tersebut mengajak anak-anak untuk belajar matematika sendiri.
Mahasiswa Fakultas Teknik Ubaya dari program studi multimedia itu membuat aplikasi pembelajaran matematika untuk kelas V SD. Jimmy lebih memfokuskan pada pengenalan bangun ruang.
Lewat aplikasi yang dibuat untuk tugas akhir itu, seorang siswa bisa mengetahui seluk-beluk bangun ruang yang diperkenalkan di kelas V SD. "Selama ini kan pelajaran bangun ruang cukup rumit. Sebab, yang dihitung banyak dan variatif. Misalnya, luas sisi, jari-jari bangun, dan volume,'' kata pemuda kelahiran 1991 tersebut.
Jimmy mengklaim, aplikasi yang sistem operasinya memakai Adobe Flash itu gampang digunakan. Begitu dimasukkan ke komputer, ia langsung terinstalasi. Saat dibuka, sudah ada tampilan gambar kubus, balok, prisma, dan tabung, yakni empat bangun ruang yang biasanya diperkenalkan di kelas V SD.
''Tinggal ikuti atau klik saja yang ingin diketahui. Misalnya, ingin tahu jumlah sisi kubus. Klik kubus dan cari keterangan jumlah sisi,'' paparnya.
Jika ingin dilanjutkan untuk mencari luas kubus, tinggal klik dan rumus cara mencarinya tampil. Bahkan, jika sudah memiliki angka atau sentimeter rusuknya dan ingin mencari luasnya, tersedia kolom khusus.
''Tinggal masukkan sentimeter rusuk. Nanti komputer mencari sendiri luasannya berikut rumusnya. Jadi, anak-anak bisa tetap belajar dan tidak asal mencontoh,'' jelasnya.
"Saya juga membuatkan gambar tiga dimensinya. Ada tombol-tombol di monitor yang bisa diklik siswa untuk mendapat penjelasan mengenai tiap bentuk bangun ruang. Bangun ruang juga terlihat bisa bergerak-gerak," ucapnya kemarin (19/2).
Dengan demikian, aplikasi tersebut lebih atraktif dan interaktif. Dia juga menyisipkan soal-soal latihan. Gambar di monitor yang variatif diyakini bisa membuat siswa tidak jenuh. Mahasiswa yang bakal diwisuda Agustus mendatang itu menyatakan segera menyosialisasikan program tersebut ke sejumlah sekolah.
Dia juga ingin menawarkannya ke dinas pendidikan (dispendik). Dia berharap, ada pihak yang mau diajak bekerja sama. Menurut Jimmy, untuk membuat aplikasi tersebut, butuh survei ke banyak siswa dan berbagai sekolah.
Hasilnya, kebanyakan mengaku terbantu dengan tugas akhir itu. Waktu yang dibutuhkan untuk membuat aplikasi tersebut sekitar enam bulan.
"Secara prinsip, untuk mahasiswa jenjang S-1, karya Jimmy cukup aplikatif," tegas Ongko Citro, dosen pembimbing Jimmy. Ongko berharap, Jimmy mau mengembangkan aplikasi buatannya untuk jenjang atau kelas lain. Termasuk, pelajaran lain. Sebab, kebutuhan akan pendidikan yang ringkas dan atraktif semakin dibutuhkan. (*/c8/diq)
Sumber : Jawa Pos, 20 Februari 2013
Last Updated ( Saturday, 23 February 2013 11:08 )
Semakin banyak comment semakin semangat yang upload artikelnya.